Kamis, 20 Januari 2011

isolasi tanin


Isolasi Tanin dari Daun Belimbing Asam dan Manis
(Praktikum FITOFARMASI)

 












Disusun oleh :
1.      Martasari                    (09.058)
2.      Masdinatul zunfa        (09.059)
3.      Meidika sumarni         (09.060)
4.      Meilita Anggraeni       (09.061)
5.      Mohammad husain      (09.)
6.      Siyanto (09.085)
7.      Suci wulansari             (09.086)
8.      Titis ardianti                (09.087)
9.      Verawati raymond      (09.090)




Laboratorium Farmakognosi Akademi Farmasi
Putera Indonesia Malang
Desember, 2010

Halaman Pengesahan
Isolasi Tanin
Daun Blimbing Asam dan Blimbing manis


Portofolio ini disusun sebagai syarat
menyelesaikan mata praktikum Fitofarmasi
di Akademi Farmasi Putera Indonesia Malang



Malang, Desember 2010
Mengetahui

1.      Fasilitator                    : Sugeng Widjiono, S.Farm, Apt
2.      Korektor I                   : Lailiiyatus Syafah,S.Farm,Apt
3.      Korektor II                  : Ernanin Dyah,S.Si.,MP


Isolasi Tanin
Daun Blimbing asam dan Blimbing manis



Hormat Kami,
Penyusun :
1.      Martasari                     :
2.      Masdinatul Zunfa       :
3.      Meidika Sumarni         :
4.      Meilita Anggraini        :
5.      Mohammad Husain     :
6.      Siyanto                        :
7.      Suci Wulansari            :
8.      Titis Ardiyanti             :
9.      Verawati Raymond     :



Daftar isi


Daftar gambar


Daftar tabel


Daftar lampiran


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG


1.2  TUJUAN
1.3  MANFAAT


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1    alat dan bahan
·                              Alat     : corong buchner, corong pisah, alat refluks
·                              Bahan : serbuk simplisia daun blimbing asam dan blimbing manis, aqua destilata, etanol, metanol, petrolium eter, reagen bouchardatt, reagen dragendroof, kloroform, HCL 2N, NaSO­4   anhidrat, KOH, H2SO4, gelatin,benzena, FeCl3, NaCl 2%, NaOH, etil asetat,  dieti eter, butanol,asam asetat, KMnO4.


1.    Pemanenan daun blimbing asam dan blimbing manis
Pemanenan daun blimbing asam dan blimbing manis dilakukan dengan cara memetik daun yang agak tua, warna hijau segar.
2.    Sortasi basah
Simplisia yang telah dipetik dihilangkan tangkai daunnya dan  dibersihkan dari kotoran – kotoran yang menempel pada simplisia.
3.    Pencucian
     Pencucian dilakukan untuk menghilangkan kotoran – kotoran yang melekat pada daun blimbing asam dan blimbing manis, seperti pasir dan tanah apabila saat pemanenan daun blimbing asam dan blimbing manis jatuh. Pencucian dilakukan dengan mengunakan air PAM.
4.    Perajangan
     Setelah perajangan simplisia daun blimbing dirajang, untuk memepermudah penjemuran, penyimpanan dan  pengilingan. Perajangan dilakukan dengan menggunakan pisau, daun ketela pohon dipotong sesuai dengan yang dikehendaki..
5.    Penjemuran
     Penjemuran dilakukan dengan bantuan cahaya matahari, penjemuran dilakukan sampai daun blimbing mudah dipatahkan, itu menandakan bahawa daun simplisia telah kering dan kadar air dala simplisia telah dikatakan kurang dari 10 %.
6.    Sortasi kering
     Setelah penjemuran dilakukan sortasi kering, ini bertujuan untuk memisahkan kotoran – kotoran atau benda – benda asing yang masih ada dalam simplisia.
7.    Penyimpanan dan pengepakan
     Penyimpanan dilakukan dalam wadah tertutup  rapat.
8.    Pengilingan
     Simplisia yang telah dikeringkan digiling dengan mengunakan blender, setelah itu diayak mengunakan alat pengayak.
3.3 Screening Fitokimia
1.      Tabung
a.      Uji Pendahuluan
Menimbang 2 g serbuk simplisia lalu tambahkan air 10 ml dan panaskan di atas spiritus selama 30 menit, larutan yang terjadi disaring dengan kapas setelah itu tambahkan dengan HCl. Suatu lautan berwarna kuning sampai merah menunjukkan adanya senyawa yang mengandung kromofor ( flafanoid, antrakinasi ) dengan gugus hidrofik  ( gugus gula, asam fenolat, dsb ). Apabila ditambahkan dengan larutan KOH ( 3 tetes ) warna larutan tersebut menjadi intensif.
2 g serbuk + 30 ml air
            
     Saring dengan kertas saring
            
           Larutan berwarna kuning kemerahan
            
+ KOH 5 % 3 gtt
     
Warna intensif

b.      Uji Alkaloid
Timbang 500 mg serbuk simplisia, tambahkan 1 ml asam klorida 2 N da 9 ml air, panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Pindahkan masing-masing 3 tetes filtrat pada 2 kaca arloji, tambahkan 2 tetes mayer LP pada kaca arloji pertama dan 2 tetes Bouchardat LP pada kaca arloji kedua. Jika pada dua percobaan tidak terjadi endapan, maka serbuk tidak mengandung alkaloid.
Jika dengan mayer LP terbentuk endapan menggumpal berwarna putih atau kuning yang larut dalam metanol dan dengan Bouchardat LP terbentuk endapan coklat sampai hitam, maka ada kemungkinan terdapat alkaloida.


500 mg serbuk + 1 ml HCL 2 N + 5 ml air
                                        
                            Dinginkan, saring
                                        
                                Filtrat 2 gtt
 



    Tabung reaksi A                                                Tabung reaksi B
                                                                               
    + 2 gtt bouchardat                                   + 2 gtt dragendroft
                                                                                        
     ↓ hitam ad coklat (alkaloid)                           endapan (alkaloid)
                                   
c.       Uji Tanin
Menimbang 2 g serbuk simplisia lalu tambahkan 30 ml air, panaskan dalam tangas air selama 30 menit lalu saring.Ambil filtrat sebanyak 5 ml kemudian tambahkan NaCl 2% 1ml, jika terdapat endapan saring.Filtrat ditambahkan dengan gelatin 1% 5 ml, jika ada endapan berarti senyawa tersebut mengandung senyawa tannin.
2 g serbuk + 30 ml              ditangas air 30’
                             
                          Saring
                                                                 

Filtrat 5 ml                                  R e s i d u
        
        + NaCl 2 % 1 ml
        
Ada endapan → saring
        
+ gelatin 1 % 5 ml
        
    Ada endapan

d.      Saponin
Masukkan 0,5 g serbuk yang diperiksa ke dalam tabung reaksi, tambahkan 10 ml air panas, dinginkan kemudian kocok kuat-kuat selama 10 detik (jika zat yang diperiksa berupa sedoaan encer, encerkan 1 ml air dan kocok kuat-kuat selama 10 menit ); terbentuk buih yang mantap selama tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm. Pada penambahan 1 tetes asam klorida 2 N, buih tidak hilang.
500 mg serbuk + 10 ml air panas
                        
       Dinginkan
                        
  Kocok kuat-kuat 10’
            
            Terbentuk buih 1-10  cm
                        
                  1 gtt HCl 2 N
                          
                Buih tidak hilang
           
e.       Polifenol
Menimbang 2 g serbuk simplisia lalu tambahkan dengan air 10 ml dan dipanaskan diatas spiritus selama 10 menit. Disaring panas – panas, lalu setelah dingin ditambahkan dengan FeCl sebanyak 3 tetes, bila terjadi warna hijau kebiruan maka akan menunjukkan adanya senyawa polifenol dan bila diulang dengan filtrate hasil pendidihan serbuk tumbuhan ( 2 g ) dengan etanol 80 % dan dipanaskan selama 10 menit.
    2 g serbuk + 30 ml air
                                       
Di saring panas-panas dan dinginkan
           

Filtrat                                         R e s i d u    
              
+ FeCl 3 gtt
   
        Hijau biru

f.       Glikosida Antrakuinon
Campur 200 mg serbuk simplisia dengan 5 ml asam sulfat 2 N, panaskan sebentar, dinginkan. Tambahkan 10 ml benzena P, kocok, diamkan. Pisahkan lapisan benzena, saring, filtrate berwarna kuning, menunjukkan adanya antarkuinon, kocok lapisan benzena dengan 1 ml sampai 2 ml natrium hidroksida 2 N, diamkan, lapisan air berwarna merah intensif dan lapisan benzena  tidak berwarna.

200 mg serbuk + 5 ml H2SO4 2 N                     
                
Dinginkan
               
       10 ml benzene atau benzol P
                
       Kocok → diamkan
 


 Lapisan benzena (buih)                        Filtrat berwarna kuning
                         
            + 2 ml NaOH 2 N
                       
             Kocok → diamkan
                                                                                                
        Lapisan air                        Lapisan benzena                            
     ( Merah intensif)            (tidak berwarna)      

g.      Flavonoid
Larutan percobaan
Sari 0,5 g serbuk simplisia yang di periksa atau dengan 10 ml sediaan berbentuk cairan dengan 10 ml metanol P, menggunakan alat pendingin baik selama 10 menit. Saring panas melalui kertas saring kecil berlipat, encerkan filtrat dengan 10 ml air. Setelah dingin tambahkan 5 ml eter minyak tanah P,kocok hati-hati, diamkan. Ambil lapisan metanol,uapkan pada suhu 400 di bawah tekanan. Sisa dilarutkan dalam 5 ml etl asetat P, saring.
Reaksi penegasan
a)      Uapkan hingga kering 1 ml larutan percobaan, sisa dilarutkan dalam 1-2 ml  etanol( 95 %) P, tambahkan 0,5 g serbuk seng P dan 2 ml asam klorida 2 N, diamkan selama 1 menit. Tambahkan 10 ml asam klorida pekat P, jika dalam waktu 2 -5 menit terjadi warna merah intensif, menunjukkan adanya flavonoid (glikosida-3-flavonol)
b)      Uapkan hingga kering 1 ml larutan percobaan, sisa dilarutkan dalam 1 ml etanol ( 95 %) P, tambahkan 0,1 gr serbuk magnesium P dan 10 ml asam klorida pekat P, jika terjadi warna merah jingga, menunjukkan adanya flavon, kalkon dan auron.
c)      Uapkan hingga kering 1 ml larutan percobaan, basahkan sisa dengan aseton P, tambahkan sedikit serbuk halus asam borat P dan serbk halus asam oksalat P, panaskan hati-hati di atas pemanas air dan hindari pemanasan yang berlebihan.
d)     Campur sisa yang diperoleh dengan 10 ml eter P. amati dengan sinar UV 366; laarut berfluoresensi kuning intensif, menunjukkan adanya flavonoida

  500 mg serbuk + 10 ml methanol P
                                                     
                                       Saring ketika panas
                                                     
                                        Filtrat + 10 ml air
                                                         
                             Dinginkan, masukkan corong pisah
                                                     
                                                5 ml eter
                                                      
                                            Kocok diamkan
                                                                       
           
Lapisan methanol (buih)                           + 5 ml etil asetat
                                                                                                                       
            Uapkan pada suhu 400                                      Saring ( larutan percobaan )

·      Reaksi penegasan
                  1 ml larutan percobaan
                                   
                               Uapkan
                                   
                        + 1gtt etanol 95 %
                                   
                   HCl 2 N 1gtt → diamkan 1’
                                     
                        10 ml HCl P 2-5’
                                   
                        Merah Intensif

  1. KLT
a.       Menimbang serbuk simplisia
b.      Mengaktifkan lempeng KLT 70-800 C selama 30 menit
c.       Membuat larutan pengembang yang kemudian dimasukin pada chamber   yang berbeda (A, B, dan C )
d.      Melihat kejenuhan eluen dengan mencelupkan kertas saring sampai basah semua
e.       Selagi menunggu penjenuhan praktikan membuat larutan-larutan ( fraksi  dengan skema sebagai berikut:



                                                     Serbuk simplisia 2 g
 


Disari dengan petroleum eter 10 ml ,50o C, 5’
Reaksi PE ( singkirkan)
Sisa
                
Disari dengan kloroform asam asetat (99:1)
                             dalam 10 ml suhu 50oC ,5’
Fraksi CHCl3 - HAc ( larutan A)
Sisa
                 Disari  dengan methanol – kloroform – as.asetat ( 49,5:49,5:1)
                             Dalam 10 ml suhu 50oC,5’
Fraksi CHCl3 – methanol –          Hac (larutan B)

Sisa
                 Disari dengan methanol – air (1:1)
                 Dalam 10 ml suhu 50oC,5’
                                                                                                                                               Fraksi methanol – air  (larutan C)

Sisa dibuang

f.      
1cm






2cm
Setelah kertas saring jenuh, totolkan masing-masng lempeng KLT menggunakan pipa kapiler







g.      Amati warna noda yang timbul setelah larutan mencapai batas atas  (untuk setia lempeng)
h.      Keluarkan lempeng dari chamber        kipas-kipas        letakan dibawah sinar UV 366 nm dan 254 nm ( yang sebelumnya sesudah disemprot sesuai dengan fraksi semprot yang cocok)
i.        Lihat warna dan hitung Rf-nya.

3.4 Isolasi
3.5 Pemurnian
Pemurnian ekstrak adalah perlakuan ekstraksi cairan untuk menghilangkan residu simplisia atau bahan yang tidak diperlukan selama proses. Fasa penjernihan (klarifikasi) praktis merupakan keharusan, baik jika dimaksudkan untuk mendapatkan produk akhir dengan konsentrasi sederhana maupun bila larutan harus dimurnikan (Agoes, Goeswin, 2007: 49).
Pada saat melakukan proses ekstraksi suatu simplisia, tidak jarang terjadi bagian (potongan) yang sangat halus dari simplisia melewati sistem penyaring ekstraktor. Zat inert yang terekstraksi, yterutama pada proses maserasi panas, sering meningkatkan terjadinya flokulasi atau membentuk endapan pada proses pendinginan, sehingga larutan menjadi kerh atau tidak homogen (Agoes, Goeswin, 2007: 49).
Keberadaan partikel atau terbentuknya sedimen kental akan menyebabkan proses ekstraksi berlawanan arah secara kontinu bila melibatkan penggunaan pemisah sentrifugal cair/cair. Hal tersebut tidak mungkin dilakukan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kemacetan. Selain itu dapat mengganggu ekstraksi pada menara separator karena terbentuk emulsi atau terbentuk fasa tambahan dari bahan yang dihasilkan tersebut (Agoes, Goeswin, 2007: 49).
Oleh karena itu sediaan farmasi tidak boleh mengandung partikel padat asing selain ekstrak, dalam hal ini harus dilakukan klarifikasi atau penyaringan. Aspek lain pemurnian ekstrak adalah pengurangan jumlah kandungan bakteri pencemar. Hal ini memerlukan penangan khusus. Sterilisasi dengan cara penyaringan, seperti filtrasi, yang menggunakan membran steril, tidak sesuai untuk ekstrak, terutama jika ekstrak mengandung mucilago atau zat polimer yang akan menghambat proses penyaringan. Hal ini harus dicari pemecahannya secara khasus per khasus. Penyinaran dengan sinar ultra lembayung hanya dapat digunakan secara terbatas. Untuk tujuan penurunan cemaran mikroba dapat dilakukan dengan teknik pasteurisasi (Agoes, Goeswin, 2007: 49-50).
3.6  Identifikasi
A.    Reaksi Pengendapan
Larutan percobaan untuk alkaloid dibagi dalam 4 golongan sebagai berikut:
1.      Golongan 1: Larutan percobaan dengan alkaloida membentuk garam yang tidak larut:asam silikowolframat LP, asam fosfomolibdat LP dan asam fosfowolframat LP.
2.      Golongan II    : Larutan percobaan yang dengan alkaloida membentuk senyawa kompleks bebas, kemudian membentuk endapan: Bouchardar LP dan Wagner LP.
3.      Golongan III : Larutan percobaan yang dengan alkaloida membentuk senyawa adisi yang tidak larut: Mayer LP,Dragendroff LP dan Marine LP.
4.      Golongan IV : Larutan percobaan yang dengan alkaloida membentuk ikatan asam organik dengan alkaloida : Hager LPn
Cara Percobaan :
Timbang 500mg serbuk simplisia, tambahkan 1ml asa, klorida 2N dan 9ml air, panaskan diatas penangas air selama 2menit, dinginkan dan saring. Pindahkan 3 tetes filtrate pada kaca arloji, tambahkan 2 tetes bouchardat LP. Jika pada kedua percobaan tidak terjadi endapan, maka serbuk tidak mengandung alkaloida.Jika dengan Mayer LP terbentuk endapan menggumpal berwarna putih atau kuning yang larut dalam methanol P dan dengan Bouchardat LP terbentuk endapan berwarna coklat sampai hitam, maka ada kemungkinan terdapat alkaloida.Lanjutkan percobaan dengan mengocok sisa filtrate dengan 3ml ammonia pekat P dan 10ml campuran 3 bagian volume eter P dan 1 bagian volume kloroform P. Ambil fase organic, tambahkan natrium sulfat anhidrat P, saring. Uapkan filtrate diatas penangas air, larutkan sisa dalam sedikit asaam klorida 2N. Lakukan percobaan dengan keempat golongan larutan percobaan, serbuk mengandung alkaloida jika sekurang-kurangnya terbentuk endapan dengan menggunakan dua golongan larutan percobaan yang digunakan.

B.     Reaksi warna
Cara Percobaan:
Lakukan penyarian dengan campuran eter-kloroform seperti pada cara reaksi pengendapan. Pindahkan beberapa ml filtrate pada cawan porselin,uapkan.pada sisa tambahkan 1-3 tetes larutan percobaan seperti yang tertera pada masing-masing monografi.Larutan percobaan: asam sulfat P, asam nitrat P, Frohde LP, dan Erdmann LP.

C.    Larutan percobaan
Sari 3g serbuk simplisia dengan 30ml campuran 7bag volume etanol (95%) P dan 3 bagian volume air dalam alat pendingin alir balik selama 10menit, dinginkan, saring pada 20ml filtrate tambahkan 25ml air dan 25ml timbale (II)asetat 0,4M,kocok, diamkan selama 5menit,saring.sari filtrate 3x, tiap kali dengan 20ml campuran 3 bagian volume kloroform P dan 2 bagian volume isopropanol P. Pada kumpulan sari tambahkan natrium sulfat anhidrat P, saring dan uapakan pada suhu tidak lebih dari 500. larutkan sisa dengan 2ml methanol P.

D.    Percobaan umum terhadap glikosida
Cara percobaan :
a.       Uapkan 0,1ml larutan percobaan diatas penangas air.larutkan sisa dalam 5ml asam asetat anhidrat P. tambahkan 10 tetes asam sulfat P, terjadi warna biru atau hijau, menunjukkan adanya glikosida (rx Liebermann-Buchardat)
b.      Masukkan 0,1ml larutan percobaan dalam tabung reaksi, uapkan diatas penangaas air.pada sisa tambahakn 2ml air dan 5 tetes Molish LP.tambahkan hati-hati 2ml asam sulfat P; terbentuk cincin berwarna ungu pada bats cairan, menunjukkan adanya ikatan gula (reaksi Molish).

E.     Percobaan terhadap glikosida jantung
Cara percobaan :
a.       Encerkan 0,1ml larutan percobaan dengan 2,9ml metanol P, tambahkan baljet LP, terjadi warna jingga setelah beberapa menit, menuunjukkan adanya glikosida dan aglikon kardinolida
b.      Pada 0,1ml larutan percobaan tambahakna 2ml Kedde LP dan 2ml kalium hidroksida 1N, terjadi warna merah ungu sampai biru ungu dan dalam beberapa menit, menunjukkan adanya glikosida dan aglikon kardenolida
c.       Masukkan 0,1ml larutan percobaan dalam tabung reaksi, uapkan diatas penangas air. Pada sisa tambahkan 3ml larutan xantridol P 0,01% b/v dalam asam asetat P dan 1 tetes asam klorida P, larutan berwarna kuning intensif, kemudian panaskan diatas penangas air selama 3 menit, warna larutan berubah menjadi merah intensif, menunjukkan adanya glikosida dan glikon 2-desoksigula.
d.      Uapkan 0,2ml larutan percobaan diats penangas air, larutkan sisa dengan 3ml asam asetat P dengan pemansan, didinginkan.teteskan besi(III)klorida 0,3M kemudian tambahkan hati-hati campuran 3ml asam sulfat P dan 1 tetes besi (III)klorida 0,3M, terbentuk cincin warna merah coklat pada batas cairan, setelah beberapa menit diatas cincin berwarna bioru hijau, menunjukkan adanya glikosida dan glikon 2-desoksigula (reaksi keller-killiani)
Dari keempat percobaan diatas, serbuk mengandung glikosida jantung juka paling kurang reaksi menunjukkan adanya aglikon kardinolida 2-deksosigula.

F.     KLT
Sari 300mg serbuk simplisia dengan 5ml methanol P, saring pada 2 titik masing-masing 20 filtrat pada lempeng KLT silica gel G P setebal 0,25mm. Eluasi dengan campuran benzene P-etanol (95%) P (70+30) dengan jarak rambat 15cm.semprot kromatogram pertama dengan anisal dehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 1100 selam 10menit, amati dengan sinar biasa dan sinar ultraviolet 366nm. Pada kromatogram tampak bercak berwarna biru.semprot kromatogram kedua dengan asam perklorat P, panaskan pada suhu 1100 selam 10menit amati dengan sinar biasa dan sinar ultraviolet 366nm,bercak tidak berfluorensi.

G.    Percobaan terhadap glikosida antrakuinon
Cara percobaan
Campur 200mg srbuk simplisia dengan 5ml asam sulfat 2N, panaskan sebentar, dinginkan. Tambahkan 10ml benzene P, kocok , diamkan.pisahkan lapisan benzene, saring ;filtrate berwarna kuning, menunjukkan adanya antrakuinon.kocok lapisan dengan 1-2ml natrium hidroksida 2M, diamkan ; lapisan air berwarna kuning intensif dan lapisan benzene tidak berwarna.

Cara percobaan:
            Masukkan 0,5mg  serbuk yang diperikasa kedalam tabung reaksi, tambahkan 10ml air panas, dinginkan dan kemudian kocok kuat-kuat selama 10detik (jika zat yang diperikasa berupa sediaan cair, encerkan 1ml sediaan yang diperiksa dengan 10ml air dan kocok kuat-kuat selam 10menit); terbetuk buih yang mantap selama tidak kurang selama 10menit, setinggi 1cm-10cm. pada penambahan 1tetes asam klorida 2N, buih tidak hilang.
Haemolisa
Larutan dapar fosfat pH 7,4. larutkan 16,0g natrium fosfat P yang telah dikeringkan pada suhu 1300 hingga bobot tetap dan 4,4g natruim  hidrogen fosfat P dalam 1000ml air.Untuk menambah stabilitas tambahkan 0,1  g natrium flaorida
 P.Cara percobaan:
Campur 0,5 g serbuk yang diperiksa atau sisa kering 5 ml sediaan berbentuk cair, dengan 50 ml larutan dapar fosfat pH 7,4,panaskan sebentar,dinginkan,saring. Ambil 1ml filtrat,campur dengan 1 ml suspensi darah. Untuk serbuk yang mengandung tannin, encerkan 0,2 ml filtrate dengan 0,8ml larutan dapar fosfat pH 7,4, campur dengan 1 ml suspensi darah.Diamkan selama 30 menit,terjadi haemolisa total, menunjukkan adanya saponin.
Larutan percobaan
            Sari 0,5g serbuk yang diperiksa atau sisa kering 10ml sediaan terbentuk cairan, dengan 10ml methanol P menggunakan alat pendingin baik selama 10menit.saring panas melalui kertas saring kecil berlipat encerkan; filtrate dengan 10ml air. Setelah dengin tambahkan 5ml eter minyak tanah P, kocok hati-hati, diamkan.ambil lapisan methanol, uapkan pada suhu 40 derajat dibawah tekanan. Sisa larutkan dalam 5ml etil asetat P, saring.
Cara percobaan
1.         uapkan hingga kering 1ml larutan percobaan, sisa dilarutkan dalam 1ml samapai 2ml etanol (95%) p; tambahkan 0,5g serbuk seng P dan 2ml asam klorida 2N, diamkan selama 1menit.tambahkan 10ml asam klorida pekat P,jika dalam waktu 2-5 menitv terjadi warna merah intensif, menunjukkan adanya flavonoida (glikosida-3-flavonol)
2.         uapkan hingga kering 1ml larutan percobaan, sisa dilarutkan dalam 1ml samapai 2ml etanol (95%) p;tambahkan 0,1g serbuk magnesium P dan 10ml asam klorida pekat P, jika terjadi warna kuning jingga sampai merah ungu, menunjukkan adanya flavonoid.jika terjadi warna kuning jingga, menunjukkan adanya flavon, kalkon, dan auron.
3.         uapkan hingga kering 1ml larutan percobaan, basahkan sisa dengan aseton P, tambhakan sedikit serbuk halus, asam borat P dan serbuk halus asam oksalat p, panaskan hati-hati diatas penangas air dan hindari pemanasan y ang berlebihan.campur sisa yang diperoleh dengan 10ml eter P.amati dengan sinar ultraviolet 366nm ; larutan berfluorensi kuning intensif, menunjukkan adanya flavonoida.

Timbang 500 mg serbuk simplisia, tambahkan 50 mL aquadest, didihkan selama 15 menit lalu dinginkan.Pindahkan 5 mL filtrat pada tabung reaksi, teteskan pereaksi besi (III) klorida, bila terjadi warna hitam kehijauanmenunjukkan adanya golongan senyawa tanin.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar