Jumat, 28 Januari 2011

biokimia DM karena faktor keturunan


DIABETES MELITUS KARENA FAKTOR KETURUNAN

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Akhir
Mata Kuliah Biokimia
Tahun 2010/2011

Disusun Oleh
Marta Sari (09.058)










AKADEMI FARMASI “PUTERA INDONESIA” MALANG
Jl. Barito No.5. Telp.491132 – 492052 Fax. (0341) 485411 Malang
MALANG, januari 2011


Diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai dengan adanya kenaikan kadar gula didalam tubuh. Atau juga biasa dikatakan sebagai suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia (gula darah tinggi ) dan dislipidemia ( profil lemak darah berubah ) karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin (resistensi insulin ) atau keduanya secara bersama.
Ini merupakan penyakit menahun yang disebabkan kerusakan kelenjar pancreas sebagai penghasil hormone insulin sehingga terjadi gangguan metabolise  karbohidrat, lemak, protein yang dapat menimbulkan berbagai keluhan dan komplikasi. Ada 2 kelompokanti diabetic yaitu, obat hipoglikemi oral dan insulin.
Hiperglikemia tidak mudah dikenal tanpa pengukuran kadar glukosa darah yang teratur. Pasien diabetes dan keluarganya harus waspada terhadap tanda dan gejala diabetes seperti ketidak mampuan untuk mengatasi persoalan sehari-hari, perasaan mudah letih, daya ingat yang menurun, perubahan pada suasanya perasaan dan penglihatan kabur. Hiperglikemia pada kehamilan bahkan hiperglikemia yang sedang sekalipun dapat membahayakan terjadinya kematian. Pada keadaan hiperglikemia, glukosa akan terikat dengan berbagai protein sehingga terjadi disrupsi protei tersebut dalam berbagai taraf yang berlainan. Hemoglobin akan mengalamai glikosilasi dan hemoglobin yang terglikosilasi ini diukur sebagai HbA1c. hipoglikemia akan mempengaruhi pertumbuhan janin yang secara khas mengakibatkan makrosomia. Keadaan ini dan peningkatan resiko distosia bahu akan meningkatkan angka seksio caesarea hingga melebihi 60% dalam 1 seri.  
Ketodiasi pada kehamilan merupakan keadaan emergency obstetric dengan angka mortalitas janin berkisar 50% dan angka mortalitas ibu sekitar 5%. Kehamilan meningkatkan resiko ketoasidosi. Muntah dapat memicu ketosis.jika muntah tidak dapat dicegah, pasien harus segera masuk rumah sakit dan mendapatkan perawatan yang intensif.
Hipoglikemi oral adalah preparat sintetik yang merangsang pelepasan insulin. Insulin suatu protein yang disekresikan oleh sel β pancreas adalah penting untuk metabolisme protein serta lemak. Sel-sel β merupakan 75% dari pancreas dan sel-sel α yang mengsekresi glucagon, suatu substansi hiperglikemi yang menempati kira-kira 20% pancreas.
Insulin adalah hormone kunci yang mengatur pengambilan glukosa dari darah kedalam sebagian besar sel tubuh terutama sel otot dan sel lemak. Karena itu kurangnya jumlah insulin ataupun sensitifnya reseptor insulin memegang peranan penting dalam seluruh tipe diabetes. Kadar insulin yang tinggi meningkatkan proses anabolic seperti pertumbuhan sel dan duplikasi. Jika jumlah insulin yang tersedia tidak cukup atau jika sel lemah terhadap insulin glukosa tidak akan di absorbs dengan baik oleh sel-sel tubuh yang membutuhkan dan juga tidak akan disimpan baik di dalam hati dan otot. Efek yang terjadi selanjutnya adalah tingginya kadar glukosa darah, sintesis yang buruk serta kelainan metabolisme lainnya.
Penyakit progesif serius ini dapat menyebabkan berbagai resiko morbiditas dan kematian yang signifikan, baik akut dan kronis. Diabetes melitus dapat menimbulkan komplikasi akut yang disebabkan oleh hiperglikemia parah yang biasanya disertai terjadi infeksi. Komplikasi kronis ditandai dengan kerusakan disfungsi dan kegagalan organ. Yang biasanya menyerang mata, ginjal, saraf, jantung dan otak.
Diabetes melitus ditandai oleh 3P, yaitu poliuri (meningkatnya pengeluaran urin), polidipsi (meningkatnya rasa haus), polifagia (meningkatnya rasa lapar). 2 bentuk diabetes adalah yang pertama, insulin dependen Diabetes Melitus (IDDM), atau tipe 1 diabetes melitus (disebut juga diabetes juvenilis tanpa sekresi insulin), yang kedua non insulin dependen diabetes melitus (NIDDM), atau tipe II diabetes melitus (juga dikenal sebagai diabetes dewasa dengan sedikit sekresi urine)
Banyak sekarang dijumpai penyakit diabetes melitus atau yang sering dikenal dengan istilah penyakit kencing manis dimana-mana, bahkan sudah ada yang menyerang remaja ataupun anak-anak, ada beberapa factor sehingga masih remaja sudah terkena penyakit diabetes melitus, kemungkinan besar terjadi karena riwayat keluarga dalam garis keturunan pengidap penyakit ini. Sehingga membuat para remaja resah. Dengan garis keturunan seorang anak yang dari kedua orang tuanya positif (+) mengidap penyakit diabetes melitus, kemungkinan yang terjadi adalah anak juga bisa mengidap penyakit ini, karena jika kedua orang tua mengidap penyakit ini maka anak telah memiliki 40% resiko terkena penyakit ini juga. Karena factor resiko kadar gula tinggi yang tidak terkontrol membuat penyakit diabetes melitus ini beriwayat sebagai penyakit kardivaskular pada keluarga.Penyakit kadivaskular adalah penyakit yang terkait dengan organ jantung dan pembuluh darah. Sifat diabetes melitus dapat terbawa melalui genetic, tergantung pada tipe diabetes yang diderita.
Diabetes melitus memiliki dua tipe yang mempengaruhi sifat bawaan dalam genetic. Resiko anak terjangkit akan meningkat hingga 2 kali liapat jika salah satu orang tua mengidap diabetes tipe 1 sebelum berusia 11 tahun. Jika  kedua orang tua sama-sama terjangkit diabetes melitus tipe 1 kemungkinan anak akan mengidap semakin besar dengan perbandingan 1:10 hingga 1:4. Tetapi di Indonesia diabetes tipe 1 sangat jarang. Demikian juga di negar tropis lainnya. Hal ini berhubungan dengan letak geografis Indonesia yang terletak di jalur khatulistiwa. Dari angka prevalensi berbagai Negara tampak bahwa  makin jauh letak suatu Negara dari khatulistiwa makin tinggi prevalensi Diabetes tipe 1 nya.
Sedangkan,pada diabetes tipe 2, tipe ini memiliki basis genetis yang lebih besar dari pada diabetes tipe 1, pada DM tipe 2 yang meliputi lebih dari 90% dari semua populasi diabetes, factor lingkungan sangat berperan. Prevalensi DM tipe 2 pada bangsa kulit putih berkisar antara 3-6% dari orang dewasanya. Secara umum jika seseorang menderita diabetes tipe 2 sejak berusia dibawah 50 tahun, maka kemungkinan anak juga mengidapnya dengan perbandingan 1:7.tetapi, apabila seseorang terdiagnosa dengan penyakit ini diatas usia 50 tahun, maka kemungkinannya sedikit kecil, yaitu 1:13. Bahaya menurunnya penyakit ini kepada keturunan akan semakin besar kalau yang menderita adalah seorang ibu. Apalagi kalau kedua orang tuanya yang mengidap diabetes tipe 2, maka kemungkinan sang anak menderita penyakit ini adalah 1:2.
Factor keturunan merupakan factor utama bagi NIDDM. Pada NIDDM terdapat beberapa sel. Inti dari faktor-faktor diatas adalah karena adanya kerusakan pada system tubuh, khususnya gangguan pada hormone insulin yang dihasilkan oleh sel β (beta) pancreas dalam jumlah yang bervariasi. Seorang dengan NIDDM yang diabetesnya dikontrol dengan oleh obat hipoglikemi oral dapat menjadi insulin dependen beberapa tahun kemudian.
Obat-obat tertentu meningkatkan gula darah dan dapat menyebabkan hiperglikemia pada orang yang prediabetik. Obat-obat ini termasuk glukokortikoid (kortison, prednisone,) diuretic tiasid (hidroklorotiazid, hydro diurill) dan epineprin. Biasnyanya kadar gula darah kembali normal setelah obat dihentikan.
 Normalnya karbohidrat dalam makanan yang kita makan dikonversi hanya dalam beberapa jam saja menjadi glukosa monosakarida, yang akan digunakan oleh tubuh sebagai bahan bakar. Kondisi ini merangsang kelenjar pancreas untuk menghasilkan hormone insulin. Insulin dilepaskan kedalam d arah oleh sel β, yang ditemukan di Langerhans pancreas, sebagai respon meningkatnya kadar glukosa darah setelah makan. Insulin bertugas membawa glukosa masuk kedalam sel, agar tidak beredar di didalam darah. Namun adakalanya tidak semua glukosa yang seharusnya tersimpan dalam sel berhasil dibawa dan masih banyak yang tertinggal di dalam darah. Akibatnya  gula darah ini akan dibuang bersama urin (air kencing), sehingga pengeluaran urin akan berasa manis dan inilah yang disebut diabetes melitus atau kencing manis.
Diabetes melitus pada masa kehamilan dapat menimbulkan kelainan bawaan pada bayi, yang biasa di sebut sebagai DM pada kehamilan (gestational DM). gestational diabetes melitus merupakan penyakit diabetesmelitus yang muncul pada saat mengalami kehamilan padahal sebelumnya kadar glukosa darah selalu normal. Diabetes melitus pada masa kehamilan dapat menimbulkan dampak yang buruk untuk janin dalam kandungan jika tidak segera dilakukan pengobatan yang benar.kelainan yang dapat timbul pada bayi misalnya, kelainan bawaan, gangguan pernafasan, bahkan kematian janin.
Penderita gestational DM sebaiknya melakukan pengukuran HbA1c. kadar HbA1c yang meningkat pada 12 minggu pertama kehamilan dengan DM yang dapat meningkatkan resiko cacat lahir (kelainan congenital). Jika pada kehamilan dini kadar HbA1c lebih besar dari 12%, resiko keguguran juga semakin meningkat.
Penyakit diabetes melitus memilikihubungan hubungan yang kuat dengan keturunan.penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah akibat insulin dalam tubuh yang tidak bisa bekerja secara optimal. Seseorang yang memiliki antigen leukosit (human leukocyte antigen / HLA) dalam darah yang diperoleh dari orang tuanya akan memiliki kecenderungan kuat untuk mengembangkan diabetes tipe 1. Sedangkan pada tipe 2 juga merupakan penyakit turunan yang akan muncul di generasi berikutnya jika ada masalah lain yang menyertai seperti obesitas, hipertensi atau gaya hidup tak sehat yang mengganggu fungsi sel β di dalam tubuh.
Komplikasi pada diabetes melitus dapat dibagi menjadi 2 yaitu, kompliksai metabolic akut dan komplikasi-komplikasi vaskuler jangka panjang.
Komplikasi metabolic akut adalah komplikasi metabolic diabetes oleh perubahan yang relative akut dari konsentrasi glukosa plasma. Komplikasi yang serius pada diabetes tipe 1 adalah ketoasidosis diabetic (KAD). KAD ditandai dengan kadar insulin menurun, pasien mengalami hiperglikemia dan glukosuria berat, penurunan lipogenesis, peningkatan lipolisi, dan peningkatan benda keton dalam plasma yang mengakibatkan ketosis.
Komplikasi kronik meliputi :
Ø  Makroangiopati : mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung, pembuluh tepi, pembuluh darah otak.
Ø  Mikroangiopati : mengenai pembuluh darah kecil, misalnya : retinopati diabetik, nefropati diabetik.
Ø  Neuropati diabetik (Mikro dan Makroangiopati).
Ø  Rentan infeksi seperti tuberculosis paru, gingivitis dan ISK (Mikro dan Makroangiopati).
Klasifikasi diabetes melitus memiliki cirri-ciri:
1. diabetes melitus tipe 1 atau diabetes melitus tergantung insulin (DMTI)
·         Biasanya terdapat pada usia muda
·         Mudah jatuh pada ketoasidosis
·         Akibat destruksi sel β pancreas
·         Autoimun / idiopatik
2. diabetes melitus tipe 2 atau diabetes melitus tidak tergantung insulin (DMTTI)
·         Akibat kegagalan relative sel β dan resistensi insulin
·         Dibedakan untuk yang gemuk (obesitas) dengan yang tidak gemuk ( non obesitas)
3. diabetes tipe lain, meliputi :
·         Efek genetic fungsi sel
·         Efek genetic kerja insulin
·         Penyakit endokrin pancreas
·         Endokrinopati
·         Obat / zat kimia
·         Infeksi
·         Sindrom genetic
·         Malnutrisi
4. diabetes melitus gestational
·         Timbul pada saat kehamilan
·         Kembali normal setelah melahirkan
Gejala-gejala Diabetes Melitus :
1.    sering kencing, terutama pada malam hari biasanya lebih dari 3 kali atau hanya karena ingin kencing.
2.    Sering haus dan merasa lapar
3.    Penurunan berat badan yang drastic dan tidak jelas penyebabnya
4.    Terdapat luka yang sulit disembuhkan
5.    Lemas, kesemutan, gatal-gatal pada anggota badan, mata kabur, gangguan seksual pada pria, gatal pada alat kelamin wanita maupun pria, bisul hilang timbul.
Pencegahan diabetes melitus
Untuk mencegah diabetes melitus yang sangat penting adalah pengendalian gula darah, tekanan darah, memperbaiki profil lemak darah. Bagi perokok berusahalah untuk menghentikan nya. Yang penting adalah dengan menjaga indeks masa tubuh berada pada kisaran normal. Begitu juga dengan lingkaran pinggang, pada pria lingkaran ikat pinggang yang diharapkan adalah kurang dari 90 sedangkan pada wanita kurang dari 80. Diusahakan juga untuk mengatur menu makan yang dikonsumsi. Kurangi konsumsi lemak kurang dari 25% dari total kalori harian. Lakukan konsultasi berjangka pada ahli gizi.
Tidak semua pemilik garis keturunan diabetes bisa terjangkit penyakit ini, penyakit diabetes dapat dicegah dengan cara-cara dan pola hidup yang baik yaitu :
1. pola hidup sehat
Dengan cara: olah raga yang teratur, juga jauhi makanan yang mengandung diabetes melitus
2. kurangi konsumsi gula
Langkah pertama adalah mengurangi konsumsi gula dan makanan – minum bergula.
Antara lain : es cream, soft drink, jeli. Batasi hingga konsumsi gula atau makan – minum an manis tidah lebih dari setara 2,5 sendok makan rata gula pasir/hari.
3. jaga berat badan
Perhatikan konsumsi makan. Jangan sampai BBR melampaui batas normalnya. Jika BBR telah melampaui 110% dianjurkan untukdah kalori atau tingkatkan aktivitas fisik seperti, olah raga.
4. makan makanan alami
Konsumsi bahan makanan alami yang kaya serat kasar (sayuran hijau, beras putih tumbuk, beras merah, buah-buahan)
Sehingga jika rajin berolah raga dan bisa mengurangi konsumsi makanan yang mengandung gula maka penyakit bawaan diabetes melitus dapat dihindari secara perlahan. Namun untuk memastikan langkah pencegahan yang dilakukan telah berhasil maka alangkah lebih baiknya jika di lakukan pemeriksaan kadar gula darah.




DAFTAR PUSTAKA
Oleh arkham kurniadi, 11 juni 2010 jam 13.24 “diabetes melitus tipe 2 dengan neuropati dan nefropati “
Anne ahira,  “penyakit turunan : mewaspadai diabetes turunan”  (http://www.anneahira.com/penyakit-turunan.htm)
Tnya jawab oleh tim konsultasi kesehatan media sehat (http://mediasehat.com/tanyajawab470)
Indonesia children, 28 nov 2009, “diabetes melitus bagaimana pencegahan dan penanganannya” (http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2009/11/28/penyakit-yang-sering-terjadi-diabetes-melitus-bagaimana-pencegahan-dan-penanganannya/)
Tri, jum’at 5 maret 2010, “kiat untuk cegah diabetes” (http://www.tri-wawan.blogspot.com/)
Joyce L kee, Evelyn R. Hayes, 1994, “farmakologi pendekatan proses keperawatan” penerbit buku kedokteran EGC jakarta
Dr. Ade Tobing SpKO dkk, tahun 2000,  “care your self diabetes melitus” penerbit buku kedokteran EGC jakarta
Sue jordan, 2004, “farmakologi kebidanan” penerbit buku kedokteran EGC jakarta


Senin, 24 Januari 2011

Arti Sahabat Episode 183 Part 6

Arti Sahabat Episode 183 Part 5

Arti Sahabat Episode 183 Part 4

Arti Sahabat Episode 183 Part 3

Arti Sahabat Episode 183 Part 2

Arti Sahabat Episode 183 Part 1

Arti Sahabat Episode 181 - Part 6

Arti Sahabat Episode 181 - Part 5

Arti Sahabat Episode 181 - Part 4

Arti Sahabat Episode 181 - Part 3

Arti Sahabat Episode 181 - Part 2

Arti Sahabat Episode 181 - Part 1

Arti Sahabat Episode 182 Part 6

Arti Sahabat Episode 182 Part 5

Arti Sahabat Episode 182 Part 4

Arti Sahabat Episode 182 Part 3

Arti Sahabat Episode 182 Part 2

Arti Sahabat Episode 182 Part 2

Arti Sahabat Episode 182 Part 1

Arti Sahabat Episode 183 Part 6

Arti Sahabat Episode 183 Part 5

Arti Sahabat Episode 183 Part 4

Arti Sahabat Episode 183 Part 3

Arti Sahabat Episode 183 Part 2

Arti Sahabat Episode 183 Part 1

Minggu, 23 Januari 2011

Arti Sahabat Episode 184 Part 6

Arti Sahabat Episode 184 Part 5

Arti Sahabat Episode 184 Part 4

Arti Sahabat Episode 184 Part 3

Arti Sahabat Episode 184 Part 2

Arti Sahabat Episode 184 Part 1

Arti Sahabat Episode 185 Part 6

Arti Sahabat Episode 185 Part 5

Arti Sahabat Episode 185 Part 4

Arti Sahabat Episode 185 Part 3

Arti Sahabat Episode 185 Part 2

Arti Sahabat Episode 185 Part 1

Arti Sahabat Episode 186 Part 6

Arti Sahabat Episode 186 Part 5

Arti Sahabat Episode 186 Part 4

Arti Sahabat Episode 186 Part 3

Arti Sahabat Episode 186 Part 2

Arti Sahabat Episode 186 Part 1

Kamis, 20 Januari 2011

kimia organik


Pengertian
Protein adalah polimer alami yang terdiri atas sejumlah unit asam amino (amino acid) yang berikatan satu dengan lainnya lewat ikatan amida (peptida). Jaring labah-laba, bulu hewan dan otot, putih telur, dan hemoglobin (molekul yang mengangkut oksigen dalam tubuh ke tempat yang memerlukan) ialah protein. Peptida ialah oligomer dari asam amino yang memainkan peran penting dalam banyak proses biologis.

1.      Struktur asam amino

Asam amino yang ditemukan dalam protein memiliki struktur umum sebagai berikut:

                       

Ketika asam amino bergabung bersama untuk membentuk ikatan peptida, air dibuang dalam reaksi berikut:


Perlu dicatat bahwa asam amino bergabung membentuk ikatan peptida menghilangkan asam dan karakter dasar dari molekul. Kelompok-kelompok terionisasi hanya dalam protein akan selesai terminal amino dan karboksil kelompok dan juga setiap kelompok R yang terjadi pada kelompok berisi atau dasar asam.
Struktur asam amino
Walaupun ada ratusan asam amino dalam alam, hanya 20 yang umumnya ditemukan dalam protein. Dengan satu pengecualian tersebut adalah asam amino yang berbeda hanya dalam sifat R grup mereka. Dalam bagian ini struktur dari masing-masing asam amino akan diberikan dan beberapa properti yang unik untuk senyawa yang akan dibahas. Singkatan tiga huruf standar untuk setiap asam amino akan diberikan dengan struktur dan singkatan tersebut akan digunakan sering dalam sisa teks.

. Glisin adalah asam amino saja yang tidak memiliki isomer optik. Asam-asam amino lainnya, tetapi dalam protein hanya isomer L terjadi. Glycine tidak memiliki grup ionizable ketika berada di batas peptida. Glycine spontan akan transfer dari air non lingkungan air dengan -4,6 D F Kcal / mol. Karena hanya mengandung hidrogen glisin sementara asam amino lainnya berisi baik polar atau nonpolar kelompok, Tanford (1962) telah menyarankan bahwa glisin digunakan sebagai referensi dan senyawa asam amino lainnya akan dibandingkan dengan glisin untuk menentukan nonpolarity atau hidrofobik dari rantai samping mereka. Ini nilai transfer energi bebas telah ditunjuk H f. Nilai untuk glisin kemudian adalah dengan nol definisi dan glisin dapat diharapkan akan ditemukan dengan frekuensi yang sama hampir di interior maupun eksterior dari protein. Karena ukurannya yang kecil, glisin dapat ditempatkan dalam porsi protein mana asam amino lain tidak dapat terjadi karena alasan sterik. Keberadaan residu glisin cenderung mengganggu struktur heliks. Glycine sering ditemukan dalam porsi protein melibatkan secara bergiliran.

Alanin
Asam amino terbesar berikutnya, alanin, berisi grup metil daripada hidrogen terikat pada karbon . Seperti glisin, tidak memiliki kelompok ionizable ketika ditemukan dalam protein. Nilainya untuk H f adalah 0,75 Kcal yang menunjukkan yang agak hidrofobik. Juga seperti glisin, alanin cenderung ditemukan dengan frekuensi yang sama hampir di permukaan dan bagian dalam molekul protein. Alanin cenderung untuk mempromosikan pembentukan struktur heliks.

Valin
Valin tidak memiliki grup ionizable ketika ditemukan ikatan peptida, tetapi memiliki lebih massal jauh dari baik Gly atau Val. Nilai H f  1,70 Kcal menunjukkan bahwa itu adalah hidrofobik residu cukup. Hal ini ditemukan hampir secara eksklusif di bagian dalam protein. Kehadiran valin cenderung mendukung pembentukan struktur heliks.


Leusin menyerupai VAL dengan kelompok CH2 sebelum cabang. Ini tidak memiliki kelompok ionizable ketika ditemukan protein dan sangat hidrofobik. Memiliki H f 2,40 Kcal dan ditemukan di pedalaman molekul protein. Keberadaannya cenderung untuk menstabilkan struktur heliks.

Isoleusin
Isoleusin merupakan isomer posisi dari Target dan tentunya memiliki banyak karakteristik yang sama. Percabangan pada karbon-b cenderung meningkat curah dan hidrofobik yang demikian. Isoleusin memiliki tertinggi kedua H f 2,95 Kcal, tidak memiliki grup ionizable ketika ditemukan protein dan cenderung untuk menstabilkan struktur heliks.

 Serina
Serina menyerupai ALA dengan kelompok hidroksil. Ini adalah molekul polar netral yang cenderung tetap pada permukaan protein (H f <O). Kehadiran serin cenderung mengganggu struktur heliks. Meskipun umumnya hadir di permukaan, serin dapat ditemukan pada interior protein ketika kelompok-OH adalah terlibat dalam pembentukan ikatan hidrogen. Serina juga dapat membentuk hubungan lintas noncovalant antara link protein antara rantai protein karena ikatan hidrogen.



Treonin terkait erat dengan SER di bahwa hanya kelompok metil telah ditambahkan ke molekul. Kelompok hidroksil cenderung membuat molekul polar sedangkan kelompok etil cenderung non-polar. Treonin memiliki H f 0,45 Kcal tetapi cenderung ditemukan pada permukaan protein kecuali kelompok hidroksil adalah hidrogen dibatasi. Kehadiran treonin tidak nikmat maupun menghambat pembentukan struktur heliks dan treonin tidak memiliki grup ionizable ketika ditemukan pada molekul protein. Seperti SER, treonin dapat digunakan untuk membentuk ikatan hidrogen cross-link antara rantai protein.

Fenilalanin
Fenilalanin adalah asam amino yang besar dengan karakter hidrofobik kuat. Its f H adalah 2,65 Kcal dan residu ini ditemukan hampir secara eksklusif di bagian dalam molekul protein. Ini tidak memiliki kelompok ionizable tetapi tidak mengandung sistem cincin terkonjugasi dengan elektron p nya juga mampu berinteraksi dengan molekul lain yang mengandung elektron p. Fenilalanin tidak nikmat maupun menghambat pembentukan struktur heliks. Residu ini dapat ditemukan baik pada permukaan dan bagian dalam molekul protein.



Tirosin sangat mirip PHE tapi berisi kelompok hidroksil pada cincin. Cincin besar memberikan molekul yang bersifat hidrofobik dengan H f 2,85 Kcal. Kelompok hidroksil adalah polar dan mudah akan berinteraksi dengan air. Cincin p's elektron terkonjugasi ini juga mampu berinteraksi dengan molekul lain yang mengandung elektron p. Tirosin tidak nikmat maupun menghambat pembentukan struktur heliks. Residu ini dapat ditemukan baik pada permukaan dan bagian dalam molekul protein. Ketika ditemukan di pedalaman, kelompok hidroksil yang selalu terlibat dalam ikatan hidrogen. Pada pH yang sangat tinggi nilai-nilai yang hidroksil PHE dapat terionisasi dan molekul sehingga dapat dianggap sebagai asam lemahh. Para pk kelompok ini adalah sekitar 9,6 ketika tirosin terletak di protein sehingga nilai pH netral, molekul pada dasarnya serikat. Tirosin menyerap kuat di daerah ultraviolet dan dengan demikian memberikan kontribusi pada absorbansi UV protein.
Triptofan adalah avid bulkiest amino dan memiliki H f 3,0 Kcal. Meskipun sangat hidrofobik sifatnya, ditemukan baik pada permukaan dan bagian dalam molekul protein. Eektron p memungkinkan untuk berinteraksi kuat dengan molekul lain yang mengandung elektron p. Tryptophan tidak memiliki grup ionizable dan cenderung mendukung pembentukan struktur heliks. Triptofan menyerap kuat di wilayah antara 275 dan 280 nM dan membuat kontribusi besar penyerapan ultraviolet molekul protein.

Sistein
Sistein adalah asam amino asam sedikit yang sedikit hidrofobik dengan H f 1,0 Kcal. Keberadaan sistein tidak nikmat maupun menghambat pembentukan struktur heliks. Mungkin karakteristik paling penting dari sistein adalah kemampuannya untuk menstabilkan struktur protein dengan membentuk hubungan disulfida dengan sistein molekul lainnya. Cross link ini kovalen menambahkan stabilitas struktur tiga dimensi protein dan pembentukan mereka dan pentingnya akan dibahas dalam beberapa detail dalam bab berikutnya. Kelompok sulfhidril dari sistein adalah asam yang sangat lemah dengan pK sekitar 8.4. Pada pH dekat netralitas, beberapa persen dari kelompok sulfhidril protein akan terionisasi.

Metionin merupakan asam amino netral dengan H f 1,3 Kcal. Hal ini terkait dengan sistein tetapi tidak dapat membentuk hubungan disulfida. Metionin cenderung mendukung pembentukan struktur heliks. Meskipun tidak dapat menyeberangi protein link melalui hubungan disulfida, molekul dapat membentuk interaksi penting dengan konstituen lainnya yang dapat mengikat protein. Atom sulfur dari metionin mengandung sepasang elektron nonbonded yang mampu mengikat logam untuk membuat metionin ligan logam.


Prolin bukanlah amina primer, melainkan suatu amina sekunder atau sebuah imina. Ikatan peptida yang terbentuk dengan kurangnya grup amino prolin bebas untuk membentuk ikatan hidrogen dan dengan demikian prolin cenderung sangat menghambat struktur heliks. Ikatan peptida ini cenderung lipat kembali pada diri mereka sendiri dan prolin ditemukan cukup sering di daerah atau protein yang berubah bentuk. Prolin memiliki ionizable kelompok tidak dan H f 2,6 Kcal.

 Asam aspartat
Asam aspartat adalah salah satu dari dua asam amino dikarboksilat. Kelompok carboxly kedua membuat molekul sangat hydrophillic. Memiliki H f <0. pK dari kelompok kedua dan dengan demikian asam aspartat 3,85 tentang berisi muatan negatif pada pH netral. Penghapusan grup ini dibebankan pada fasa air membutuhkan pengeluaran besar energi dan dengan demikian dibebankan asam amino yang ditemukan hampir secara eksklusif pada permukaan protein. Kelompok ini mampu membentuk ikatan ionik dengan asam amino dibebankan positif atau logam dan juga dapat membentuk ion interaksi dipol dengan air. Interaksi ini sangat penting terhadap sifat kelarutan protein. Tekanan asam aspartat tidak nikmat maupun menghambat pembentukan struktur heliks.



Asam glutamat sangat mirip dengan asam aspartat dalam struktur dan sifat-sifatnya. Ini berisi satu kelompok CH2 lebih, tetapi masih memiliki H f <0. Kelompok karboksil kurang asam dari adalah bahwa dari ASP dengan pK sebesar 4,25. Perbedaan yang tidak besar, namun, dan pada pH netral disosiasi hampir selesai. Kehadiran asam glutamat cenderung mendukung formasi struktur heliks dan seperti ASP, itu banyak terlibat dalam interaksi.

 Asparagina
Asparagina menyerupai ASP tetapi kelompok karboksil telah dinetralisir oleh pembentukan ikatan amida dirakit., Amino Beberapa asam yang diubah setelah protein, misalnya. hidroksilasi beberapa residu prolin, metilasi dari beberapa histidines, dll Perubahan ini tidak ditentukan oleh kode genetik melainkan dilakukan oleh enzim spesifik yang mengenali urutan asam amino tertentu. Ini bukan kasus Asparagina dan asam amino ini dimasukkan sebagai seperti selama sintesis protein. Bahkan tanpa kelompok Asparagina karboksil bebas adalah molekul polar yang hampir selalu ditemukan pada permukaan protein. Hal ini dapat berfungsi sebagai rantai crosslinker melalui pembentukan ikatan hidrogen atau ikatan hidrogen untuk dapat air di permukaan protein. Asparagina cenderung menghambat pembentukan struktur heliks dan cukup sering ditemukan di tikungan protein.


Glutamine
Meski Asparagina mirip ASP, Glutamine menyerupai Glu. Sekali lagi kelompok karboksil telah dinetralisir oleh pembentukan ikatan amida. Seperti Asparagina, glutamin hampir selalu ditemukan pada permukaan protein. Hal ini dapat berfungsi sebagai rantai crosslinker melalui pembentukan ikatan hidrogen atau ikatan hidrogen untuk dapat air di permukaan protein. Glutamin cenderung mendukung pembentukan struktur heliks di protein.

Histidin dapat mengikat proton pada pasangan elektron dari nitrogen cincin nonbonded untuk menjadi asam lemah pada pH rendah. pK asam adalah 6,0 sehingga pada pH netral, histidin adalah sekitar 90% dalam bentuk dasar dengan sekitar 10% masih dalam bentuk asam. Histidin adalah asam amino hanya yang memiliki kelompok fungsional yang titrates dalam rentang pH fisiologis. Ini adalah molekul polar, H f <O yang cenderung mendukung pembentukan struktur heliks. Tergantung pada bentuk, yang tergantung pada pH lokal dari lingkungannya, histidin dapat berfungsi baik sebagai donor dan penerima proton. Pasangan elektron nonbonded dari bentuk dasar selalu tersedia untuk chelation logam. Kepandaian ini telah digunakan dan histidin cukup sering ditemukan di situs aktif dari enzim dan sebagai titik attachment untuk kelompok yang mengandung logam.

Arginin
Arginine adalah molekul polar besar dengan muatan positif pada pH netral. The pK kelompok guanidanyl adalah sekitar 12,5. Meskipun molekul memiliki muatan positif di hampir semua nilai pH, arginin adalah molekul yang sangat besar dan memiliki H f 0,75 Kcal. Arginine cenderung berinteraksi dengan dibebankan kelompok negatif, ion negatif dan dengan air.

 Lisin
 
Lisin merupakan asam amino polar dibebankan memiliki gugus amino tambahan. pK kelompok ini adalah 10,5 dan dengan demikian lisin tentang akan memiliki muatan positif pada nilai pH yang kebanyakan protein mungkin ditemui. Lisin adalah molekul besar dengan H f 1,5 Kcal. Lisin tidak nikmat maupun menghambat pembentukan struktur heliks dan mampu berinteraksi dengan kelompok-kelompok yang memiliki biaya negatif dan dengan air.
2.      Sintesis asam amino
Sintesis stercker dari asam amino, yang dikembangkan dalam tahun 1850, merupakan rentenan 2 tahap. Tahap pertama ialah, reaksi antara suatu aldehida dan suatu campuran ammonia dan HCN untuk menghasilkan suatu aminonitril. Hidrolisis aminonitril itu menghasilkan asam amino.



 













3.      Reaksi asam amio
Asam amino menjalani reaksi khas asam karboksilat atau amina. Contohnya gugus karbksil dapat diesterifikasi :