Kamis, 20 Januari 2011

antibiotik


ANTIBIOTIKSAR
OLEH
martasari
NIM 09.058
AKFAR B
AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG
Juli 2010
Antibiotik adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan oleh mikroorganisme
hidup, termasuk turunan senyawa dan struktur analognya yang dibuat secara sintetik
dan dalam kadar rendah maupun menghambat proses penting dalam satu spesies atau
lebih mikroorganisme. Antibiotik harus memiliki toksisitas selektif yaitu hanya terhadap
mikroorganisme lain tetapi tidak merusak jaringan tubuh.
1 . Berdasarkan Daya Kerja
Literatur lain mendefinisikan antibiotik sebagai substansi yang bahkan di dalam
konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan dan reproduksi bakteri dan fungi.
Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya) antibiotik dibagi menjadi dua:
a . Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif
terhadap bakteri. Pada dosis biasa berkhasiat mematikan kuman. Contoh :
penisilin, sefalosporin.
b . Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja
menghambat pertumbuhan atau multiplikasi bakteri. Contoh : sulfonamide,
kloramfenikol.
2 . Berdasarkan Struktur Kimia
Berdasarkan struktur kimianya, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut:
a . Golongan Aminoglikosida
Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin,
paromomisin, sisomisin, sterptomisin, tobramisin.
b . Golongan Beta-Laktam
Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem), golongan
sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan
betalaktam monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).
c . Golongan Glikopeptida
Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin, dan dekaplanin.
d . Golongan Poliketida
golongan
makrolida
(eritromisin,
roksitromisin, golongan ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin (doksisiklin,
oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
e . Golongan Polimiksin
Diantaranya polimiksin dan kolistin.
f. Golongan Kuinolon (Fluorokinolon)
asam
nalidiksat,
siprofloksasin,
levofloksasin, dan trovafloksasin.
g . Golongan Streptogramin
pristinamycin,
virginiamycin,
mikamycin,
h . Golongan Oksazolidion
Diantaranya linezolid dan AZD2563.
i. Golongan sulfonamida
Diantaranya kortimoksazol dan trimetoprim
j. Antibiotik lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin, dan asam fusidat.
3 . Berdasarkan Mekanisme Kerja
a . Menghambat sintesis dinding sel atau mengaktivasi enzim yang merusak
sel
mikroba
sehingga
menghilangkan
berkembang biak, lisis (penisilin, sefalosporin, sikloserin, basitrasin)
b . Antibiotika yang bekerja langsung terhadap membrane sel, mempengaruhi
permeabilitas sehingga menimbulkan kebocoran dan menghilangkan senyawa
intraseluler (polimiksin, nistatin, amfoterisin)
c . Antibiotika yang mengganggu fungsi ribosom bakteri, menyebabkan
inhibisi sintesis protein (kloramfenikol, tertrasiklin, eritromisin, dll)
d . Antobiotika yang mengganggu pembentukan asam-asam inti (DNA, RNA) :
rifampisin, kuinolon
e . Antagonisme saingan yaitu menyaingi zat-zat yang penting untuk metabolisme
bakteri (sulfonamide, trimetoprim)
4 . Berdasarkan Sasaran Kerja
a . Zat dengan spektrum sempit (narrow spectrum) terutama aktif untuk beberapa
jenis bakteri saja. Aktif untuk bakteri gram positif (penisilin G, V, kanamisin,
eritromisin). Aktif untuk bakteri gram negative ( streptomisin, gentamisin, dll)
b . Zat dengan spektrum luas (broad spectrum) baik gram positif maupun gram
negative (penisilin, sefalosporin, dll)
Disamping banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dalam pengobatan infeksi,
antibiotik juga memiliki efek samping pemakaian, walaupun pasien tidak selalu mengalami
efek samping ini. Efek samping yang umum terjadi adalah sakit kepala ringan, diare ringan
dan mual. Selain itu, efek samping yang mungkin terjadi adalah reaksi hipersensitifitas,
dermatologi, hematologi, gangguan saluran cerna (terutama pada penggunaan oral), defisiensi
vitamin K karena sefalosporin menimbulkan efek anti vitamin K, dan efek pada ginjal
(meningkatnya konsentrasi serum kretinin, disfungsi ginjal dan toksik nefropati).
Hipersensitif pada antibiotik sefalosporin atau golongan betalaktam lainnya. Sebelum
penggunaan antibiotic sefalosporin terlebih dahulu dilakukan skin test.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar